3.12.2010

Wartawan demo Bank Indonesia

www.wawasandigital.com
Thursday, 14 May 2009

SEMARANG - Wartawan di tiga daerah, masing-masing Kota Semarang, Kudus dan Surakarta, Kamis (14/5) pagi tadi, menggelar aksi unjuk rasa memprotes terjadinya pemukulan yang dilakukan oknum satpam BI di Jakarta terhadap jurnalis SCTV, Carlos Pardede, Rabu (13/5) kemarin. Inti dari aksi tersebut menuntut agar kasus pemukulan tersebut diusut hingga tuntas. Puluhan wartawan yang biasa meliputi di kota Semarang, Kamis (14/5) pagi tadi, mendatangi kantor Bank Indonesia di Jalan Imam Bardjo SH Mereka merupakan gabungan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jateng, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Jateng, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang, Forum Wartawan Pemprov dan DPRD (FWJT) Jateng.

Didukung pula oleh Kelompok Diskusi Wartawan (KDW) Jateng, Komunitas Wartawan Provinsi (KWP) Jateng, Jurnalis Televisi Swasta (JTS) Semarang, Komunitas Jurnalis Radio (KJR) Semarang, Koalisi Jurnalis Perempuan Semarang dan Komunitas Seniman Semarang.

Menurut koordinator aksi Sriyanto Saputro, aksi ini merupakan bentuk keprihatinan terhadap terjadinya kasus pemukulan terhadap wartawan SCTV, Carlos Pardede, oleh oknum petugas keamanan Bank Indonesia di Jakarta. Karena itulah, sebagai bentuk solidaritas pihaknya menggelar aksi dan menuntut agar kasus tersebut diusut tuntas sebagai upaya penegakan hukum di negeri ini.

”Kami mengecam keras tindakan tersebut, karena telah menghambat kerja jurnalis dan bertentangan dengan kemerdekaan pers sebagaimana diamanatkan oleh UU No 40 tahun 1999 tentang Pers,” ujar Sriyanto yang juga Ketua PWI Jateng ini.

Selain itu, para peserta aksi juga meminta agar segala bentuk kriminalisasi pers di Indonesia dihentikan. Dirinya juga berharap agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa mendatang.

Aksi dimulai sekitar pukul 09.00 berjalan kaki dari press room DPRD Jateng ke kantor BI yang berjarak sekitar 300 meter. Mereka berjalan sembari membawa poster bertuliskan ”Stop Kekerasan, Tindak Tegas Satpam yang Seperti Preman” dan lain-lain.

Selain itu, para peserta aksi juga menaburkan bunga tujuh warna sebagai pernyataan matinya nurani akan kebebasan pers serta membawa rombongan perkusi sembari melakukan happening art.

Pimpinan KBI Semarang, M Zaeni Aboe Amien yang menemui wartawan menyatakan keprihatinnya dengan kejadian ini. Namun ia mengaku jika kejadian itu bukanlah sebuah kesengajaan. ”Namun yang pasti kami mohon maaf dan kejadian serupa tidak akan terjadi di Semarang,” ujarnya.

Ditambahkannya, dirinya berharap agar kejadian di Jakarta ini tidak mengurangi hubungan positif yang sudah terbina antara wartawan yang biasa meliput dengan BI Semarang. Dirinya berjanji, kasus serupa tidak akan terulang di Semarang.

Di Kudus
Sementara itu belasan wartawan yang tergabung dalam Komunitas Wartawan Kudus (Kawanku), pagi tadi juga menggelar aksi unjuk rasa mengecam pemukulan terhadap wartawan SCTV, Carlos Pardede, yang dilakukan oknum keamanan BI di Jakarta.

Aksi para wartawan tersebut dilakukan di alun-alun Simpang Tujuh, Kudus. Dalam aksinya, peserta yang merupakan para pegiat jurnalistik di wilayah Kudus melakukan orasi yang menentang adanya aksi kekerasan pada wartawan. Sebab, pemukulan tersebut mencederai profesi wartawan dan melanggar UU 40/1999 tentang Pers.

”Pemukulan ini sudah merupakan tindak kriminal. Bukan tidak mungkin aksi pemukulan tersebut akan kembali terulang dan menimpa teman-teman kita yang lain,” ujarnya.

Untuk itu, kawanku mendesak kepada aparat Kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut dan menindak pelaku kekerasan sesuai undang-undang yang berlaku.

Dalam aksi tersebut, wartawan juga melakukan aksi simbolis dengan meletakkan kamera dan perlengkapan jurnalistik mereka sebagai tanda keprihatinan masih maraknya kekerasan pada wartawan.

Di Solo
Sekitar seratusan wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik di Solo, pagi tadi, demo ke kantor Bank Indonesia (BI) di Jalan Jendral Sudirman. Mereka menyerukan pejabat BI mengambil tegas terhadap para oknum satpam pelaku tindak kekerasan terhadap jurnalis SCTV.

Aksi para jurnalis yang tergabung dalam Forum Solidaritas Wartawan Surakarta (FSWS) itu semula berlangsung di Bundaran Gladag. Setelah melalukan orasi secara bergantian, para wartawan itu langsung berjalan menuju gedung BI yang letaknya berada di sebelah utara. Begitu sampai di depan Gedung BI, mereka kembali melakukan orasi yang dikoordinasi Eka Hari Wibawa dari Metro TV. Selain itu, para jurnalis itu juga membagi-bagikan pernyataan sikap yang terdiri dari tiga butir tuntutan.

Pertama, menolak segala bentuk tindak kekerasan terhadap para pekerja Pers. Kedua, mendesak pihak yang berwajib mengusut tuntas sesuai hukum yang berlaku terhadap sepuluh oknum Satpm BI yang diduga menganiaya wartawan. hid/Tom/Hud-Ct

Tidak ada komentar:

Posting Komentar